Pura Luhur Poten menjadi lokasi penyelenggaraan upacara adat Yadya Kasada sebelum sesaji dilarung atau dipersembahkan kepada para dewa di puncak Gunung Bromo.
Semua pecinta kegiatan wisata alam pasti tidak ada yang merasa ragu terhadap segala keindahan yang terdapat di kawasan wisata Gunung Bromo.
Disamping merupakan tempat wisata indonesia yang mendunia, masih ada keunikan lain yang dapat dijumpai di lokasi Gunung Bromo yaitu Pura Luhur Poten. Komplek bangunannya memang tidak terlalu besar, namun tetap memiliki daya tarik tinggi untuk dikunjungi.
1. Lokasi Pura Luhur Poten
Tempat wisata terdekat dari gunung Bromo, Pura Luhur Poten berlokasi tepat di kaki kawah Gunung Bromo yang beralamat di Cemorolawang – Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur. Google Maps.
2. Budaya Pura Luhur Poten
Pura Luhur Poten sampai sekarang berfungsi sebagai rumah ibadah sekaligus disakralkan oleh masyarakat Suku Tengger. Sebagai penganut ajaran Hindu, mereka percaya jika pura ini menjadi tempat kediaman Isa Sang Hyang Widhi Wasa.
Sosok ini adalah perwujudan dari Dewa Brahma yang merupakan salah satu dari tiga dewa utama menurut ajaran agama Hindu. Dua dewa utama lainnya adalah Wisnu dan Syiwa.
Selain menjadi rumah ibadah, Pura Luhur Poten juga menjadi lokasi penyelenggaraan upacara adat Yadya Kasada. Dalam ritual yang diselenggarakan tiap tahun ini, semua sesaji yang akan dilarung atau dipersembahkan kepada para dewa di puncak Gunung Bromo tepatnya di masukkan di kawah Bromo akan dikumpulkan lebih dulu di pura ini.
3. Harga Tiket Pura Luhur Poten
Tidak dibutuhkan tiket masuk khusus untuk masuk dalam komplek Pura Luhur Poten. Setiap wisatawan hanya cukup membayar tiket sebesar Rp. 29.000 untuk hari biasa dan Rp. 34.000 untuk menjelajahi semua obyek wisata di Gunung Bromo, termasuk pura tersebut.
4. Pesona Pura Luhur Poten
Pura Luhur Poten dibangun dengan kombinasi gaya arsitektur Jawa-Bali dan dipenuhi nuansa khas Hindu. Desain dan tata bangunannya terlihat sangat menawan dan terbagi menjadi beberapa bangunan. Tiga bangunan utamanya, masing-masing diberi nama Mandala Utama, Mandala Padma dan Mandala Madya.
Menariknya lagi, pura ini berada tepat di tengah hamparan pasir yang begitu luas dan banyak wisatawan yang menamakannya dengan sebutan Pasir Berbisik. Pemandangan alamnya sangat indah mempesona, dapat membuat siapa saja akan merasa takjub dan berdecak kagum.
Apalagi jika dilihat dari arah depan, yang tersaji di hadapan mata benar-benar sangat luar biasa. Kemegahan Gunung Bromo yang didominasi warna hijau kecoklatan padang rumput savana dan birunya langit merupakan latar belakang yang membuat pura ini terlihat makin agung penuh nilai kesakralan namun sangat unik dengan kesejukan.
Karena itulah berfoto selfie selalu dijadikan kegiatan yang tidak pernah dilupakan oleh setiap wisatawan yang datang ke pura ini. Bahkan tidak sedikit yang mengabadikan momen indah ini dalam bentuk video yang kemudian dipublikasikan melalui media sosial.
Baik musim panas atau musim hujan, masing-masing mempunyai keistimewaan yang berbeda saat berwisata di Pura Luhur Poten Bromo. Namun sangat disarankan untuk datang pada pagi hari agar mendapat kesempatan menikmati panorama alam sekitar secara lebih menakjubkan.
Di musim kemarau atau panas, ketika datang pagi hari wisatawan bisa menyaksikan sunrise Bromo secara jelas apalagi jika cuaca sedang cerah. Warna jingga terang yang berasal dari mentari dan muncul di sela-sela langit ufuk timur merupakan sebuah peristiwa alam yang tidak boleh terlewatkan begitu saja bagi pengunjung.
Kemudian bila di musim hujan, ada kemungkinan sunrise tidak dapat terlihat dengan jelas. Meskipun demikian sebagai penggantinya akan muncul pemandangan lain yang tidak kalah cantik berupa pemunculan kabut di sekitar bukit dan pepohonan. Suasana yang begitu eksotis dan dramatis selalu membuat hati makin terpana melihatnya.
Pura Luhur Poten harus jadi destinasi yang tidak boleh dilupakan untuk didatangi saat berwisata bromo selain gunung. Tapi perlu diingat, obyek wisata budaya ini merupakan tempat ibadah. Jadi sopan santun harus selalu dikedepankan.
Selain itu pura ini tidak setiap hari dibuka untuk wisatawan dan jangan melanggar aturan meski kadangkala pintunya dalam kondisi terbuka.
