Lokasi: Jalan Pasarean, Seumber sari, Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Rute Ziarah Gunung Kawi.
Harga Tiket:Rp 3.000 per orang.
Jam Buka: 24 Jam.
Ziarah Gunung Kawi – Sekarang kita akan berbicara mengenai ziarah Gunung Kawi sebelum itu kita harus mengetahui apa sebenarnya Gunung Kawi. Gunung kawi adalah gunung berapi yang berada di Kabupaten Malang.
Sejauh ini belum ada cerita mengenai sejarah Gunung Kawi namun gunung ini sebagai tempat ziarah serta termpat wisata di Malang yang sering disebut Pasarean Gunung Kawi.
1. Ziarah Gunung Kawi – Pesarean Gunung Kawi
Ini adalah tempat makom kanjeng Kyai Zakaria 2 atau sering disebut Eyang Djoego. Makam inilah yang menjadi tempat ini cukup terkenal tidak hanya di Indonesia ke beberapa negara.
Secara administratif lokasi tempat ziarah ini berada di sebuah tempat bernama WonoSari namun namun di sisi lain karena berada di Gunung Kawi maka sering disebut tempat ziarah Gunung Kawi. Jarak dari kota Malang adalah 53 km cara kurang lebih membutuhkan satu setengah sampai 2 jam perjalanan.
Selain tempat makom bagi Eyang Djoego, 5 km di dekat tempat ziarah Gunung Kawi terdapat juga petilasan Prabu Sri Kameswara (keraton). Tempat ziarah Gunung Kawi dikenal bagi masyarakat tionghoa sebagai untuk berdoa meminta rezeki, pada malam Senin pahing dan Jumat Legi biasanya jumlah pengunjung atau peziarah lebih banyak.
2. Ziarah Gunung Kawi dan Rokok Bentoel
Pada tahun 1950 an, Ong Hok Liong alami kejatuhan secara ekonomi dan membuat dia mencoba untuk berziarah ke Gunung Kawi sekedar mencari peruntungan. Di malam hari sedang berziarah, dia merasa mendapatkan pesan melalui mimpi melihat “bentul”. Dan dia Coba bertanya kepada Kuncen makam tersebut apa maksud dari mimpinya. Lalu setelah itu Kuncen menyarankan agar dia mengubah brand rokoknya menjadi “bentoel”. Hok Liong melakukannya pada tahun 1954, setelah itu bisnisnya melambung dan menjadikannya salah satu orang paling kaya di Indonesia.
3. Gunung Kawi sebagai Wisata Religi Malang
Seiring berkembangnya waktu gunung Kawi pesat berkembang, diwarnai dengan banyaknya golongan tidak hanya dari warga Tionghoa namun dan yang lainnya pun ikut.
Melihat akulturasi budaya dan agama, pada tahun 1986 terjadi pemekaran di tempat ini sehingga dibuatlah nama Kecamatan Wono Sari. Dan di tahun 2002 mekap malang menetapkan Wono Sari menjadi desa wisata ritual dan religi.
4. Area Wisata Gunung kawi
Dari are parkiran pengunjung harus berjalan dari parkir komplek Pesarean Gunung Kawi dan menaiki rangkaian tangga sejauh 750 m. Sepanjang perjalanan akan ada 3 buah gapura yang dilewati dihiasi dengan relief pangeran Diponegoro.
5. Akomodasi di Gunung kawi
Tempat ziarah Gunung Kawi ini bukan hanya dianggap sebagai wisata kecil, selama perjalanan menuju ke purat zirah, banyak sekali akomodasi seperti Hotel, homestay, guest house, dan rumah-rumah penduduk yang bisa kamu sewa untuk menginap. Dan juga, banyak sekali restoran warung makan dan toko-toko kecil bunga untuk sesajen dan lain-lainnya. Beberapa yang khas warung-warung di Gunung Kawi ubi ungu yang direbus, tebu, ronde, jagung, madu serta, royal jelly.
Terlepas semua itu tempat ziarah ini memberikan kontribusi yang baik secara ekonomi maupun sosial kepada masyarakat sekitar.
6. Acara Ritual di Gunung Kawi
Sebagai salah satu tempat ziarah yang paling populer di Indonesia, tentunya sangat umum dan wajar jika sering digelar acara ritual atau spiritual secara berkala. Berikut ini adalah ritual yang sering digelar secara berkala:
- Ritual 1 Suro
Adalah sebuah acara ritual yang sudah dilakukan sejak tahun 2000. Pada ritual ini peserta akan mengkirab sesajen berupa nasi tumpeng yang dihias, dari gapura bawah hingga atas seperti karnaval namun lebih religius. Biasanya perayaan ritual ini di akhiri dengan pembakaran Sangkala sebagai simbol keburukan.
- Syukuran bagi peziarah
Setiap berziarah yang datang ke Gunung Kawi mengikuti syukuran, dengan cara mendaftar di loket membawa sesajen berupa bunga atau nasi tumpeng yang bisa dibeli di spot dekat tempat ziarah. Acara syukuran diadakan jam 10.00, 15.00 dan dan 21.00. Sesajen yang dibawa akan dibawa oleh Kuncen dan dibawa ke depan makam hingga acara syukuran selesai. Ketika sudah selesai maka sesajen yang tadi dibawa bisa dibawa pulang secara utuh.