Wisata yang ada di Indonesia tidak hanya sekedar menawarkan pesona alam berupa pegunungan, pantai, maupun perbukitan saja. Ada juga desa adat yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata.
Salah satu desa wisata yang berhasil menarik perhatian yaitu Desa Wisata Tomok. Desa ini berada di Pulau Samosir dan tidak jauh dari Danau Toba daerah Sumatera Utara.
Daya Tarik Desa Wisata Tomok
Desa Wisata Tomok ini menjadi pintu masuk bagi wisatawan yang ingin berlibur di Pulau Samosir. Selain itu, desa wisata ini juga menjadi jantung kekayaan budaya Batak Toba.
Hal itu lantaran di desa tersebut wisatawan akan menemukan berbagai benda bersejarah zaman megalitikum. Wisatawan akan menemukan makam tua Raja Sidabutar, Museum Batak, gereja tua, Patung Sigale-gale, patung gajah purba, batu kursi, dan sebagainya.
Meskipun menyimpan berbagai benda sejarah, pengaruh modernisasi di desa ini cukup berkembang. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang bisa berbahasa Inggris serta adanya fasilitas yang cukup menunjang.
Ketika wisatawan turun dari kapal Pelabuhan Desa Tomok, wisatawan bisa menjelajahi desa dengan berjalan kaki. Suasana desanya sangat sejuk dan menyegarkan. Selain itu, wisatawan juga akan disambut dengan deretan penjual cenderamata.
Semakin masuk ke area dalam desa, wisatawan akan menemukan Rumah Bolon atau rumah khas adat Batak. Banyak wisatawan yang berburu spot foto di sekitar Rumah Bolon tersebut.
Situs Sejarah Desa Wisata Tomok
Di desa wisata ini juga seringkali diadakan pertunjukan tari tortor dan sigale-gale yang asyik dan menyenangkan. Ada pun beberapa situs sejarah yang bisa ditemukan di desa tersebut sebagai berikut:
1. Patung Sigale-gale
Desa Tomok menjadi salah satu desa di mana pertunjukan Sigale-gale digelar. Patung Sigale-gale sendiri merupakan boneka kayu yang dibuat untuk membahagiakan raja di Samosir karena kehilangan putranya bernama Manggale karena meninggal dalam peperangan.
Selain itu, karena rasa kerinduan raja yang mendalam pada anaknya, raja pun memerintahkan penasihatnya agar mencari seseorang untuk membuat patung yang menyerupai anaknya. Setelah patung selesai dibuat, maka dilakukan acara pemanggilan roh anak Raja dan dimasukan ke dalam patung. Patung tersebut menjadi simbol kerinduan raja pada anaknya.
Sejak saat itu, upacara pemanggilan roh di depan Patung Sigale-gale serta tarian tor-tor dilakukan sebagai hiburan bagi yang tidak memiliki keturunan. Namun pada saat ini, Sigale-gale hanya dijadikan sebagai simbol menghormati adat leluhur dan tidak mengandung kekuatan gaib seperti sebelumnya.
2. Makam Raja Sidabutar
Setelah selesai menyaksikan pertunjukan Sigale-gale dan tarif tortor, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan dengan mampir ke Makam Raja Sidabutar. Makam kuno ini menyimpan cerita sejarah yang menarik.
Di sana ada kubur batu hingga sarkofagus yang dijadikan sebagai jejak sejarah kehidupan raja dengan kesaktiannya. Di depan sebuah komplek pemakaman terdapat gapura yang dihiasi dengan ornamen berupa ukiran pahatan tangan yang dijadikan sebagai simbol spiritual dengan warna merah, hitam, dan putih.
Warna tersebut dijadikan sebagai lambang keberanian, kepempimpinan, dan kesucian.Sebelum memasuki makam, wisatawam diharuskan memakai ulos. Wisatawan juga akan ditemani oleh pemandu wisata yang akan menceritakan mengenai sejarah berbagai peninggalan yang ada di sana.
3. Museum Batak
Tidak begitu jauh dari makam, wisatawan akan menemukan Museum Batak. Museum ini berupa bangunan dengan bentuk rumah bolon dan dihiasi berbagai ornamen khas Batak.
Pada ornamen yang ada di museum rumah bolon serta rumah ada khas Batak, seringkali ada simbol cicak dan empat payudara menempel di depannya. Ukiran cicak ini memiliki makna bahwa perlindungan dan pesan pada masyarakat Batak untuk dapat berbaur dengan lingkungan di mana pun keberadaannya. Sementara untuk ukuran payudara menandakan kesuburan.
Di dalam Museum Batak ini wisatawan bisa menemukan berbagai barang bersejarah. Beberapa di antaranya seperti ulos, pahatan unik dari kayu, perkakas pertanian, batu yang memiliki nilai sejarah, peralatan dapur, senjata tradisional, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya mengunjungi situs sejarah saja. Wisatawan juga bisa berburu cenderamata hingga kulineran di sekitar sana.
Tidak ada tiket masuk khusus ke Desa Wisata Tomok ini. Hanya saja, wisatawan bisa membayar secara suka rela baik untuk pertunjukan maupun masuk situs sejarah tersebut.
Jam Operasional dan Lokasi Desa Wisata Tomok
Karena berupa desa wisata, tempat ini buka selama 24 jam. Namun akan lebih baik jika wisatawan datang ke sana di waktu pagi hari. Dengan begitu wisatawan bisa menikmati keindahan alam desa sekaligus menjelajahi keunikan dari desa tersebut.
Desa wisata ini berada di Jalan Makam Sidabutar Jalan, Tomok, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara 22395. Lokasinya tidak jauh dari Bukit Beta Tuk-Tuk atau Simangande Waterfall. Karena berada di lokasi yang strategis, desa wisata ini bisa ditemukan dengan mudah. Rute ke Desa Wisata Tomok.
Jika dari Medan, wisatawan bisa menuju ke Parapat. Perjalanannya bisa ditempuh dengan waktu 4 hingga 5 jam. Dari sana wisatawan perlu melanjutkan perjalanan menggunakan kapal feri menuju ke Pelabuhan Tomok. Sesampainya di Pelabuhan Tomok, wisatawan bisa menaiki ojek maupun becak untuk sampai di Desa Wisata Tomok.
Itulah informasi menarik mengenai Desa Wisata Tomok yang bisa diketahui. Bagi wisatawan yang ingin melakukan liburan ke Pulau Somosir bisa mampir ke sana untuk menyaksikan keindahan alam sekaligus kekayaan budayanya.