Pasuruan tidak hanya terkenal dengan Kebun Raya Purwodadi. Ada pula tempat bernama Candi Gunung Gangsir yang beberapa bulan belakangan sempat viral.
Bangunan candi berusia ratusan tahun ini menjadi destinasi wisata Pasuruan populer yang sering dikunjungi oleh kaula muda. Khususnya anak-anak sekolah yang memang seringkali melakukan perjalanan darmawisata.
Alamat : Dusun Kebon Candi, RT. 02 / RW. 10 Gununggangsir, Kecamatan Beji, Pasuruan, Jawa Timur
Lokasi : Google Maps
Harga tiket : Gratis
Jam buka : 08.00 – 16.00 WIB
Sejarah Candi Gunung Gangsir
Candi Gunung Gangsir mungkin belum sepopuler objek wisata lainnya di Pasuruan. Akan tetapi keberadaannya sudah cukup dikenal di kalangan wisatawan lokal. Khususnya dari masyarakat Pasuruan sendiri dan daerah sekitarnya. Untuk sampai ke lokasinya kamu hanya perlu menempuh jarak sejuah 18 kilometer dari pusat Kota Pasuruan.
Nama lain candi ini adalah Candi Keboncandi. Tetapi masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Candi Gunung Gangsir. Sengaja nama itu disematkan karena sesuai dengan lokasinya yang berada di Desa Gunung Gangsir.
Perkiraan usia Candi Gunung Gangsir sudah sangat tua. Menurut beberapa sumber, Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga sekitar abad ke 11 Masehi. Bahan utama yang digunakan untuk membangunnya menggunakan batu bata merah.
Namun, untuk apa candi ini dibangun belum ada yang tahu fungsi sebenarnya. Akan tetapi menurut kabar burung yang beredar, tujuan pembangunannya sendiri untuk menghormati Nyi Sri Gati. Seorang janda murah hati yang dikenal dengan sebutan Mbok Randa Derma.
Nyi Sri Gati adalah tokoh besar yang sangat berjasa karena telah ikut andil memajukan pertanian di daerah tempat tinggalnya. Awalnya masyarakat di sana tidak mengerti bagaimana cara bercocok tanam. Dulunya mereka senang mengembara dan memakan tanaman sejenis rerumputan.
Pada suatu waktu stok makanan pokok masyarakat itu habis. Beruntungnya kedatangan Nyi Sri Gati membawa angin segar bagi para pengembara itu. Kemudian Nyi Sri Gati meminta pengembara untuk berdoa dan memohon petunjuk kepada Hyang Widi agar diberikan solusi tentang masalah pangan ini.
Tak berselang lama, datanglah sekumpulan Burung Gelatik membawa benih tanaman padi. Burung tersebut menjatuhkannya ke bawah lalu para pengembara itu memungutnya. Selanjutnya Nyi Sri Gati menanam benih tersebut.
Berbulan-bulan kemudian benihnya sudah tumbuh besar. Tanpa pikir panjang Nyi Sri Gati langsung memanennya. Setelah itu padi ditumbuk hingga berubah menjadi beras. Proses terakhir tinggal memasaknya dan jadilah nasi yang siap disantap.
Apa yang dilakukan Nyi Sri Gati tadi langsung ia ajarkan kepada para pengembara. Akhirnya mereka tidak makan rerumputan lagi dan mengganti makanan pokoknya dengan nasi. Para pengembara pun memutuskan untuk menetap dan mulai menggantungkan hidup dari hasil bercocok tanam.
Daya Tarik Candi Gunung Gangsir
Meskipun usianya sudah sangat tua, keberadaan Candi Gunung Gangsir mampu menarik perhatian wisatawan. Lokasinya yang mudah dijangkau, udara sejuk, dan suasana kawasan sekitarnya yang sunyi membuat siapapun merasa betah.
Candi ini berdiri kokoh di tengah tanah lapang dan dikelilingi hamparan rerumputan hijau yang sangat indah. Kalau kamu perhatikan sekilas bentuknya mirip seperti candi milik Suku Maya. Bangunan yang berbentuk tambun dengan bagian atas berundak-undak mampu membuat siapapun tertarik untuk mengambil foto selfie.
Bukan hanya bangunan candinya saja yang menjadi daya tarik. Masih ada keunikan lainnya yang mungkin belum banyak diketahui khalayak umum. Maka dari itu agar pengetahuan kamu semakin bertambah sudah kami buatkan rangkuman singkatnya berikut ini.
Arsitektur yang Mengagumkan
Desain yang diusung bangunan Candi Gunung Gangsir terlihat begitu unik. Candi yang bahan utamanya bata merah ini membentuk denah bujur sangkar dengan ukuran tiap sisinya sekitar 14 meter. Posisi candi langsung menghadap ke arah timur dan terdapat tangga pada bagian bawahnya sebagai akses jalan masuk menuju ke dalam relungnya.
Bangunan ini tergolong tinggi untuk ukuran candi. Kurang lebih tingginya mencapai 12,50 meter. Badan candi berdiri tegak dengan bagian kakinya ditopang dua umpak. Dulunya candi ini banyak ditutupi oleh lapisan plesteran stuko (wajralepa). Hal tersebut dapat kamu lihat pada bagian dinding candi yang masih menampilkan sisa-sisa lapisan tersebut.
Sayangnya plesteran stuko itu sebagian telah memudar. Baik itu yang menempel di bagian relief candi ataupun permukaan batu bata hiasannya. Tenang saja, hal ini tidak akan mengurangi keindahan bangunan candinya. Malahan tampak jauh lebih estetik bila disandingkan dengan keindahan langit biru.
Candi Gunung Gangsar menampilkan bagian titik candi berupa relung, antefiks, dan pelipit. Setiap panilnya berisi kumpulan relief-relief yang menggambarkan berbagai macam bentuk. Seperti tokoh terkenal, pepohonan, binatang, pilaster, bejana motif suluran, dan bunga.
Sebagai Cagar Budaya yang Berharga
Candi Gunung Gangsir telah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya. Wujud konkret dari hal ini dengan adanya aktivitas pemugaran yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Prosesnya berlangsung mulai dari tahun 2004 hingga 2013. Kemudian pada tanggal 26 Februari 2016 candi ini resmi menjadi warisan cagar budaya tingkat provinsi.
Sebelum dijadikan cagar budaya, dulu masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar candi sering mengadakan pentas seni. Contohnya seperti ludruk, wayang, dan kesenian lainnya. Sebenarnya kegiatan tersebut masih berlangsung hingga kini. Namun ada tambahan beberapa peraturan yang memang harus dipatuhi terkait hal itu.
Fasilitas Umum
Fasilitas umum di wisata Candi Gunung Gangsir sudah cukup memadai. Area parkir wisatawan sangat luas sehingga muat untuk banyak kendaraan. Tiket parkirnya pun juga tergolong murah dan tidak memberatkan wisatawan.
Untuk fasilitas toilet umumnya juga tidak ada masalah. Bagian dalamnya cukup bersih dan terawat. Wisatawan pun bisa menggunakan toiletnya dengan aman dan nyaman. Terdapat dua jenis toilet, yaitu toilet laki-laki dan perempuan.
Semisal kamu kelaparan bisa mengunjungi warung makan di sekitar tempat wisata. Ada berbagai macam jenis makanan dan minuman yang dijual. Mulai dari makanan ringan, camilan, makanan berat, minuman instan, air mineral, hingga minuman kekinian.
Tak lupa pihak pengelola juga menyediakan fasilitas mushola. Bangunan sederhana mirip masjid dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Ketika masuk waktu shalat kamu bisa beribadah di sana.
Tips Berkunjung
Terapkan beberapa tips berikut agar perjalanan liburan kamu berjalan lancar dan tanpa hambatan.
- Jangan liburan dalam kondisi badan yang tidak sehat. Pergilah jika memang kamu sudah benar-benar kuat untuk menempuh perjalanan jauh.
- Persiapkan semua keperluan barang bawaan yang dibutuhkan. Utamanya membawa kamera untuk mengabadikan momen-momen spesial selama liburan.
- Selama di sana kamu harus mematuhi setiap peraturan yang diberlakukan oleh petugas.
- Jagalah kebersihan area wisata dengan tidak membuang sampah sembarangan atau mencoret-coret dinding candi.
Selain bisa hunting foto dan jalan-jalan santai, liburan di Candi Gunung Gangsir juga akan menambah wawasan kamu. Entah itu berkaitan dengan sejarahnya atau kisah-kisah yang tertuang dalam relief candi. Setidaknya hal apapun yang kamu temukan di sana pasti bisa memberikan pengalaman liburan yang berkesan dan tak akan terlupakan.