Kopi Arab, Sajian Khas Ramadhan di Masjid Jami Layur Semarang

Kopi Arab Semarang

Kopi mungkin sudah tak asing lagi dan bahkan telah menjadi minuman favorit di berbagai belahan dunia dengan komposisi serta cita rasa yang berbeda-beda.

Lantas, bagaimana dengan Kopi Arab? Pernahkah kamu mendengar kopi Arab? Kopi Arab adalah minuman yang diseduh dari biji kopi arabika dan biasa dinikmati di negara Timur Tengah.

Alamat : Jl. Layur, Desa Dadapsari, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Map : klik disini.

Dengan sedikit perbedaan, Timur Tengah biasa menyedu kopi kaya rempah tersebut dengan cara yang beragam. Ada yang menggunakan jahe, kapulaga, cengkeh, serai, serta beberapa rempah pelengkap lainnya.

Selain di Timur Tengah, ternyata di Indonesia juga telah banyak daerah yang mencoba menduplikasi minuman yang telah mendunia tersebut, salah satunya yakni Semarang.

Ya, selain Bubur India, Kopi Arab ternyata juga menjadi hidangan legendaris di Semarang yang hanya disajikan saat bulan Ramadhan. Tepatnya di masjid Jami Layur Dadapsari Kecamatan Semarang Utara.

Kopi yang tersusun dari anek rempah ini konon telah dihidangkan turun-temurun sejak tahun 1820 silam. Hingga kini, sebut saja Abu Bakar bin Salim Alatas adalah sesepuh masjid Layur sekaligus pembuat kopi legendaris tersebut.

Kopi Arab khas masjid Layur juga kerap disebut dengan ‘kopi tahlil’, lantaran kopi itu disajikan bersamaan dengan acara tahlil yang digelar sesaat setelah melakukan shalat Maghrib.

Setiap harinya, pihak masjid biasa menyediakan 2 teko Kopi Arab yang dituangkan ke dalam 50 cangkir kecil bersama dengan hidangan pendamping seperti jajanan pasar, kurma, hingga makanan berat.

Karno, salah satu warga yang tak pernah melewatkan momen berbuka puasa di masjid Layur mengatakan bahwa cita rasa dari Kopi Arab tersebut memiliki sensasi hangat yang dihasilkan dari jahe dan serai yang kuat.

“Rasanya pas jika diminum saat buka puasa, manis dan panas.” Lanjut pria berusia 60 tahun itu. Ia juga menambahkan bahwa tradisi Kopi Arab itu memang sudah ada sejak beliau masih kecil.

Tak berbeda jauh dengan Karno, beberapa pengunjung masjid Layur juga mengatakan bahwa rasa dari Kopi Arab tersebut diperkuat dengan campuran serai serta jahe yang dominan di dalamnya.

Kopi Arab Layur
Penyajian Kopi Arab Khas Masjid Layur di Cangkir-Cangkir Kecil Menjelang Berbuka Puasa.

Komposisi kopi, jahe, serai, serta beberapa rempah lain yang pas tidak terlalu manis dan tidak terlalu kental juga membuat kopi yang satu ini banyak digemari oleh masyarakat setempat.

Lantas, bagaimana awal mula kopi asal Timur Tengah ini bisa sampai menjadi kuliner Semarang? Yuk, simak uraiannya berikut ini!

Asal Mula Kopi Arab Masuk ke Semarang

Lingkungan masjid Layur atau yang kerap disebut dengan Kampung Melayu memang telah lama menjadi hunian sejak tahun 1743 silam.

Disebut Kampung Melayu lantaran orang-orang yang mendiami kawasan tersebut dulunya sebagian besar adalah orang Melayu.

Saat itu, kampung yang berada di tepian Kali Semarang ini merupakan sebuah tempat yang ramai dan memiliki mobilitas cukup tinggi lantaran menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal serta perahu yang mengangkut barang-barang dagangan.

Dilengkapi dengan bangunan mercusuar, tempat tersebut terus dipadati oleh aktivitas perdagangan masyarakat dari berbagai daerah termasuk etnis Arab. Hingga tak jarang beberapa warga etnis Arab bermukim di kawasan tersebut.

Untuk mendukung aktivitas masyarakat yang kian padat, maka dibangunlah sebuah mushola kecil yang berada tepat di bawah mercusuar sebagai tempat ibadah warga muslim kala itu.

Baru sekitar tahun 1808, mushola kecil tersebut terus dibangun dan diperluas hingga menjadi masjid seperti yang kita kenal saat ini yang kerap disebut dengan Masjid Layur, Masjid Mercusuar, ataupun Masjid Kampung Melayu.

Dari situlah diyakini cikal bakal munculnya Kopi Arab, yakni dari kebiasaan warga etnis Arab yang suka menuang kopi sembari menunggu adzan Maghrib berkumandang di Masjid Menara tersebut.

Demikian beberapa ulasan tentang fakta serta sejarah Kopi Arab yang selalu menjadi hidangan khas Ramadhan di Masjid Layur Semarang.

Penasaran dengan rasanya? Yuk, datang saja langsung ke Masjid Layur yang berlokasi di Desa Dadapsari Kecamatan Semarang ini.

Jangan lewatkan momen seru Ramadhan kali ini bersama kopi khas Timur Tengah yang nikmat dan autentik sejak 1820-an itu. Selamat menikmati!

Avatar for Risqi Isrotul Maghfiroh
Risqi Isrotul Maghfiroh Hal paling disukai adalah mengungkapkan perasaan/aspirasi lewat tulisan. Lewat pena serta story yang baik, saya harap kamu menyukai tulisan ini.
Avatar for Risqi Isrotul Maghfiroh
Risqi Isrotul Maghfiroh Hal paling disukai adalah mengungkapkan perasaan/aspirasi lewat tulisan. Lewat pena serta story yang baik, saya harap kamu menyukai tulisan ini.
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments