Kayangan Api Bojonegoro menjadi wisata yang mempunyai daya tarik tersendiri berupa api abadi. Api tersebut disebut abadi karena api yang menyala tidak pernah padam.
Sejak zaman dahulu, menurut cerita masyarakat, api tersebut mulai menyala ketika zaman kerajaan Majapahit. Banyaknya kabar perihal api yang tidak bisa padam, memunculkan rasa penasaran masyarakat terhadap Kayangan Api Abadi tersebut.
Walaupun sedang hujan, ternyata api abadi asal Bojonegoro tersebut tidak padam dan terus menyala. Fenomena inilah yang disebut-sebut hampir sama dengan pintu neraka maupun lubang neraka yang ada di Turkmenistan.
Namun perbedaannya api yang ada di Bojonegoro tersebut berukuran kecil, sementara lubang negara yang ada di Turkmenistan membentuk seperti kawah berukuran besar.
1. Tentang/Sejarah
Menurut mitos dari juru kunci Kayangan Api, wisata ini merupakan tempat pembuatan peralatan pusaka di zaman dahulu, misalnya seperti keris.
Sedangkan empu yang membuat peralatan tersebut yaitu Mbah Kriyo Kusumo dan lebih dikenal sebagai nama Empu Supo.
Empu Supo adalah seorang empu di zaman kerajaan Majapahit dan di sinilah beliau membakar peralatan tersebut.
Di zaman dahulu Empu Supo telah melakukan pertapaan yang berada di tengah hutan, kemudian mencari penerang di sekitarnya dan menyalakan api yang ada di tempatnya bertapa.
Menurut cerita rakyat, api mulai menyala sejak dinyalakan empu Supo dan hingga saat ini api tersebut tidak pernah padam.
2. Lokasi
Apabila ingin berkunjung ke lokasi wisata Kayangan Api namun tidak mengetahui dimana letaknya, maka kamu bisa berkunjung ke Ngembul, Sendangharjo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur. Map klik disni.
3. Harga Tiket Masuk
Untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata Bojonegoro berupa api abadi ini, cukup dengan membayar tiket masuk RP 8.500 maka kamu sudah bisa menikmati pemandangan yang tidak akan dijumpai di lokasi wisata yang lainnya.
Di sana kamu pun bisa menyaksikan berbagai aktifitas yang seringkali dilakukan di area Kayangan Api. Namun tidak sembarang orang bisa melihatnya dan menyaksikannya.
4. Daya Tarik
- Acara Ruwatan Massal
Daya tarik yang dimiliki oleh Kayangan Api Bojonegoro yaitu seringnya diadakan acara ruwatan massal yang ada di desa setempat. Acara tersebut memanfaatkan lokasi Kayangan Api karena tempatnya dianggap sangat strategis. Sehingga bagi masyarakat yang mempunyai acara tertentu dan acara bersama maka dapat memanfaatkan area Kayangan Api. - Upacara Jumenengan
Upacara jumenengan Ngarso dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X dilakukan dengan cara menabuh gending yang dimiliki oleh Mbah kriyo Kusumo atau Eempu Supo. Untuk gending tersebut dilakukan ketika acara selamatan maupun tayuban.
Di dalam acara tersebut terdapat sinden yang menari, namun tidak boleh ada yang menemani. Sementara sinden tersebut harus menari sendiri dengan iringan gending yang ditabuh. Konon katanya sinden yang menari tersebut akan ditemani perwujudan Empu Supo. - Nyadran Desa
Di dalam adat Jawa acara nyadran memiliki arti sebagai acara bersama-sama atau acara satu kampung. Jadi pada acara ini, masyarakat akan mengadakan acara adat yang sering sekali ramai oleh pengunjung yang datang. - Selapanan Jumat Pahing
Banyak orang yang datang ke Kayangan Api ketika malam Jumat Pahing dengan tujuan untuk meminta keberkahan. Misalnya saja seperti meminta kesuksesan di dalam berkarir, dimudahkan memperoleh jodoh, percintaan, maupun seseorang yang sedang mengalami berbagai masalah di dalam kehidupan.
5. Fasilitas
Ada banyak sekali fasilitas yang tersedia di Kayangan Api ini. Mengingat bahwa lokasi ini dijadikan sebagai lokasi wisata di Bojonegoro, masyarakat yang ada di sekitarnya pun juga terus-menerus mengalami inovasi untuk menciptakan fasilitas yang lebih memadai.
Fasilitas yang bisa kamu temukan untuk sementara yaitu berupa api menyala, wahana anak untuk bermain, misalnya seperti kereta mainan mini, becak-becakan, kereta mini menggunakan lampu dan yang lainnya. Terdapat juga candi-candi yang sengaja dibuat dengan ukuran kecil.
6. Tips Saat Berada di Lokasi Wisata
Saat berkunjung sebaiknya gunakan pakaian yang sopan dan jaga tutur kata. Jangan berbicara kotor dan asal. Sebaiknya jangan pernah menjelek-jelekkan lokasi ini karena lokasi ini juga dianggap sebagai lokasi yang keramat bagi masyarakat sekitar.
