Kampung Baduy, Wisata Unik yang Menyenangkan di Banten

Wisata Kampung Baduy

Ingin liburan yang unik dan menyenangkan ? Kampung Baduy bisa menjadi pilihan untuk wisata Banten dan sekitarnya. Kampung Baduy merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Indonesia, terutama di wilayah Banten. Keunikan kampung ini terletak pada kehidupan masyarakatnya yang sederhana dan penuh dengan kearifan lokal.

Alamat : Ciluhu, Kanekes, Kec. Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten
Lokasi : Google Maps
Harga Tiket : Rp 10.000,-
Jam Operasional : 06.00 WIB – 18.00 WIB

Masyarakat di kampung Baduy menjaga dan mempertahankan budaya khas mereka dengan sangat kuat. Jika kamu penasaran dengan hal-hal menarik apa saja yang bisa ditemukan di tempat wisata terkenal ini di Banten, mari simak ulasannya di bawah ini.

Sejarah Kampung Baduy

65474142 345674112796296 548498766339200102 n
Instagram.com/babyface.chris

Kampung Baduy pertama kali ditemukan oleh Belanda pada abad ke-18. Saat itu, mereka mencoba memasuki daerah ini, tetapi tidak diizinkan oleh masyarakat Baduy. Pada abad ke-20, masyarakat Baduy mulai membuka diri terhadap dunia luar. Meskipun begitu, mereka tetap mempertahankan adat istiadat dan gaya hidup sederhana yang dianutnya.

Kata “Baduy” sendiri asalnya dari sebutan yang diberikan oleh peneliti Belanda. Konon peneliti tersebut mengaitkan masyarakat kampung ini dengan suku Arab Badawi. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa kata “badui” berasal dari nama sungai Badui yang terletak dekat dengan pemukimannya.

Masyarakat di kampung ini lebih suka menyebut diri mereka sebagai “urang Kanekes” atau “urang Cibeo”. Menurut kepercayaan mereka, semua urang Kanekes merupakan keturunan dari dewa Batara Cikal. Suku Sunda Badui terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu yang juga dikenal sebagai Badui dalam, sangat menjaga adat istiadat mereka.

Ciri khas kelompok ini adalah pakaian mereka yang selalu berwarna putih dan menutupi diri mereka dari dunia luar. Sementara itu, kelompok panamping adalah kelompok Badui yang lebih terbuka dengan dunia luar.

Meskipun begitu, warga Badui luar tetap menjaga kesederhanaan dan keaslian adat mereka. Mereka memiliki ciri khas dengan pakaian serba hitam dan ikat kepala berwarna biru.

Sedangkan kelompok Dangka umumnya tinggal di luar wilayah Kanekes, seperti di Padawaras dan Sirahdayeuh. Meskipun memiliki kebiasaan yang berbeda, semua kelompok ini tetap memiliki ciri khas dalam gaya hidup mereka yang sederhana dan kecintaan terhadap alam.

Jam Buka Kampung Baduy

Secara umum, kampung wisata adat ini tetap buka selama 24 jam. Namun, untuk kunjungan wisata, waktu terbaik untuk mengunjungi kampung ini adalah dari pagi hingga sore hari saja.

Hal ini dikarenakan akses menuju lokasi masih harus melewati hutan dan perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki. Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai jam kunjungan terbaik ke kampung Baduy adalah Senin – Minggu mulai pukul 06.00 WIB – 18.00 WIB.

Harga Tiket Masuk Kampung Baduy

Tiket masuk ke kampung Baduy masih terjangkau dengan biaya sekitar Rp 5.000,00. Namun, biaya tersebut tidak termasuk biaya menginap bagi mereka yang ingin bermalam di sini. Selain itu harga tersebut juga belum termasuk parkir.

Parkir sendiri harganya Rp 5.000,00 untuk motor. Adapun jika kamu membawa mobil maka parkir yang harus kamu bayar adalah Rp 10.000,00.

Cara Menuju Desa Baduy

Desa Adat masyarakat Baduy terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Apabila dari Jakarta maka jaraknya sekitar 160 kilometer. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Desa Kanekes adalah sekitar lima jam perjalanan.

Jika menggunakan angkutan umum maka dari Jakarta, kamu dapat naik KRL dari Stasiun Tanah Abang menuju Rangkasbitung, ibu kota Kabupaten Lebak. Setelah sampai di Rangkasbitung, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum berupa elf lokal menuju Ciboleger.

Cibpleger sendiri adalah pintu gerbang menuju Kampung Baduy. Dari sini, perjalanan trekking akan dimulai. Terdapat dua jalur yang dapat dipilih, yaitu jalur Ciboleger dan jalur Cijahe.

Jalur Ciboleger lebih ramah bagi wisatawan dengan fasilitas yang lebih lengkap dan suasana yang lebih ramai. Namun, jalur ini membutuhkan waktu trekking sekitar 4-5 jam. Jalur Cijahe memiliki jalan yang agak rusak dan berlubang, tetapi hanya membutuhkan waktu trekking kurang dari satu jam.

Sebelum mencapai Desa Adat Baduy di Kanekes, kamu akan melewati beberapa kampung Baduy luar dan Taman Nasional Ujung Kulon di Pandeglang. Setelah tiba di pintu gerbang Desa Kanekes, perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Daya Tarik Kampung Baduy

Ada banyak hal menarik yang bisa kamu lakukan dan nikmati saat berkunjung ke perkampungan adat ini. Berikut adalah beberapa contohnya:

Melupakan Sejenak Teknologi dan Fokus Menikmati Keindahan Wisata Alam

80802012 114584673227087 4476065567400722931 n
Instagram.com/babyface.chris

Desa Wisata Suku Baduy menawarkan pengalaman unik bagi kamu yang ingin melarikan diri dari hiruk-pikuk perkotaan. Tempat ini sangat cocok untuk menikmati pemandangan alam yang segar, indah, dan menyejukkan.

Kamu bisa merasakan kehidupan sehari-hari di desa terpencil ini tanpa bergantung pada listrik, dengan transportasi yang hanya mengandalkan jalan kaki dan mandi di sungai. Di sini, tidak akan ada jaringan WiFi atau sinyal seluler yang mengganggu.

Desa ini memang benar-benar terpencil, namun lingkungannya tetap terjaga dengan baik. Bahkan, saat memasuki Kampung Baduy Dalam, penggunaan kamera atau ponsel untuk dokumentasi dilarang. Budaya modern tidak ada tempatnya di desa ini, dan aturan-aturan yang melarang penggunaan teknologi sangat dijunjung tinggi.

Melihat-lihat Desa

83148277 2603257999796142 587531497078732454 n
Instagram.com/melyanandp

Selama berada di desa ini, jangan lewatkan kesempatan untuk berkeliling dan melihat rumah tradisional suku Baduy yang terkenal. Rumah-rumah suku Baduy dibangun dengan menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang tersedia di sekitar.

Fondasinya terbuat dari kayu dengan alas batu, dindingnya terdiri dari kerangka kayu yang ditutupi dengan anyaman bambu, dan atapnya terbuat dari ijuk. Di dalam rumah ini, bahkan paku tidak akan ditemukan, namun rumah ini tetap kokoh dan tahan lama dengan bahan-bahan tradisional yang digunakan.

Salah satu ciri khas rumah adat ini adalah bentuknya yang berupa rumah panggung dan tidak memiliki jendela. Meskipun tidak ada jendela, suhu di dalam rumah tetap sejuk berkat bahan-bahan kayu yang digunakan.

Menjelajahi Hutan

49933715 1113978972119760 3161828100957069268 n
Instagram.com/febriagung.p

Jika kamu memang ingin lebih banyak menjelajahi kampung maka bisa mencoba berkeliling di sekitar hutan yang mengelilingi desa. Desa ini terletak di lereng Pegunungan Kendeng yang terkenal dengan keindahan alam dan hutan yang masih alami.

Kamu dapat berjalan-jalan di sekitar hutan sambil menikmati pemandangan alam yang indah. Di sini juga terdapat beberapa air terjun yang dapat menjadi tempat berenang atau bersantai.

Mencicipi Makanan Khas Baduy

Masyarakat Baduy memiliki makanan khas yang sangat lezat dan berbeda dengan masakan Indonesia pada umumnya. Meskipun memiliki kesamaan dengan beberapa makanan khas Sunda yang sudah populer, makanan khas Baduy tetap memiliki keunikan tersendiri.

Misalnya, nasi liwet, pepes ikan, dan botok atau pepes larva lebah madu. Untuk mencoba makanan khas masyarakat Baduy, kamu bisa langsung saja mengunjungi warung atau rumah penduduk setempat. Ada banyak makanan unik nan lezat yang wajib kamu coba.

Menyaksikan Keajaiban Tradisi Kawalu

Selain menawarkan pemandangan alam yang memukau, desa ini juga mempersembahkan kekayaan budayanya yang khas. Salah satu tradisi istimewa dari suku Baduy adalah Kawalu. Tradisi ini melibatkan kegiatan berpuasa yang dilakukan tiga kali dalam tiga bulan.

Ketika upacara Kawalu digelar, masyarakat bergabung dalam doa-doa untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan. Jika kamu berkesempatan mengunjungi desa ini saat momen istimewa tersebut maka sudah pasti kamu bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri perjalanan tradisi Kawalu.

Belajar Menenun di Desa Wisata Suku Baduy

Bagi pengunjung yang tertarik dengan seni menenun, tempat ini adalah tempat yang tepat untuk belajar. Kamu bisa melihat secara langsung para wanita suku Baduy sedang sibuk menenun kain. Tradisi ini hanya dijalankan oleh wanita suku Baduy, tetapi para pengunjung diperbolehkan untuk menyimak dan mengamati.

Proses menenun ini sendiri umumnya melibatkan penggunaan benang kapas atau sutra dengan alat sederhana dari kayu. Kegiatan ini biasanya dilakukan di bagian depan rumah yang disebut sosoro, yaitu teras tradisional suku Baduy.

Menenun menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam suku Baduy. Selain bertani, menenun juga merupakan mata pencaharian utama masyarakat suku Baduy. Dalam kunjungan ini tentunya kamu dapat mempelajari proses yang rumit dalam pembuatan kain melalui menenun.

Dengan menggunakan alat tradisional berupa bambu dan bilah kayu, benang ditenun dengan teknik khusus. Tentu saja, ini akan menantang bagi pengunjung yang mencobanya untuk pertama kali.

Bahkan untuk menciptakan satu kain saja, diperlukan waktu yang cukup lama tergantung pada ukuran kain dan motif yang dihasilkan. Jika kainnya besar dan motifnya rumit, prosesnya bisa memakan waktu lebih dari satu bulan.

Sungai dan Jembatan yang Unik

120654316 193018628896082 7438994991510144740 n
Instagram.com/bendyboger

Di kawasan desa wisata ini terdapat dua jembatan yang sangat unik dan sering menjadi spot foto favorit bagi para pengunjung. Salah satunya adalah jembatan terbuat dari akar pohon dan yang lainnya adalah jembatan bambu. Meskipun tidak sekuat jembatan modern saat ini, struktur dan rangka jembatan tersebut cukup kokoh untuk digunakan.

Yang membuatnya benar-benar unik adalah penggunaan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitarnya, serta pengikatan dengan tali-temali berbahan kain. Di bawah jembatan, terdapat sungai yang jernih dan masih alami.

Tidak ada polusi dari sampah industri atau limbah rumah tangga yang mencemarinya. Kehidupan biota di dalam sungai tetap terjaga, dan kamu masih bisa melihat berbagai ikan yang berenang dengan bebas di sana.

Berkunjung ke Spot Unik untuk Berfoto

46242503 467631460307458 6430764719332768521 n
Instagram.com/claurensia_s

Desa ini memiliki banyak spot menarik yang sangat cocok untuk berfoto karena lokasinya yang dikelilingi oleh keindahan alam. Salah satu spot yang paling ikonik adalah jembatan bambu dan akar pohon.

TAk hanya itu saja perkampungan yang tertata rapi juga merupakan tempat yang bagus untuk berfoto. Kamu dapat berfoto bersama warga sekitar sambil melihat mereka beraktivitas, seperti menenun atau kegiatan lainnya.

Berbelanja Souvenir Khas

Kamu juga dapat membeli pakaian adat unik yang digunakan oleh warga Badui saat sedang mengunjungi desa ini. Ada banyak rumah yang menjual pakaian adat lengkap dengan aksesorinya. Semua barang yang dijual di sini terbuat dari bahan alami, sehingga memiliki keunikan tersendiri.

Misalnya, ikat pinggang dari rotan atau daun pandan, serta kain biru khas Badui yang diwarnai menggunakan bahan alami. Selain itu, kamu juga dapat menemukan tas rajut dari akar dan kain tenun Badui. Semua souvenir ini dapat kamu peroleh dengan harga terjangkau, seperti halnya oleh-oleh khas Jawa Barat lainnya di pusat souvenir.

Mencicipi Hasil Bumi

Selain mencoba makanan khas, kamu juga dapat mencicipi hasil bumi di kampung ini. Salah satu yang terkenal adalah durian yang menjadi incaran wisatawan saat musim buahnya tiba. Namun, yang paling terkenal di kampung ini adalah madu hutan alami yang memiliki banyak manfaat kesehatan.

Jika kamu masih ingin menikmati lebih banyak, membeli hasil bumi ini sebagai oleh-oleh untuk dinikmati di rumah bisa menjadi keputusan terbaik. Apalagi dari segi harga juga cukup terjangkau sehingga rugi rasanya jika tidak membelinya.

Menikmati Gaya Hidup Ala Masyarakat Baduy

Bagi kamu yang ingin lebih mendalami gaya hidup masyarakat Baduy bisa juga mencoba menginap di rumah salah satu warga. Selama menginap, kamu akan dapat melihat langsung bagaimana masyarakat Badui menjalani kehidupan sehari-hari dan beraktivitas.

Bahkan, jika kamu datang pada waktu yang tepat bisa juga lho bergabung dalam upacara Kawalu yang diadakan secara rutin setiap tiga bulan sekali. Dengan demikian, liburanmu di Banten, khususnya di desa ini, akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan.

Fasilitas di Kampung Baduy

Sebagai sebuah kampung yang sangat memegang teguh adat dan tradisi tanpa terpengaruh oleh hal-hal dari luar, fasilitas di perkampungan adat ini memang terbatas. Namun, meskipun demikian, semua fasilitas yang ada sudah cukup untuk membuat kunjunganmu menjadi pengalaman yang berkesan. Beberapa fasilitas yang tersedia di sini antara lain:

  • Tempat Menginap
  • Warung makan
  • Toko oleh-oleh
  • Toilet
  • Tempat Parkir

Dengan keunikan dan keindahan alamnya, Kampung Baduy menjadi tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jika kamu menginginkan pengalaman yang unik dan ingin memperluas wawasan, tempat ini memang bisa menjadi pilihan yang tepat. Kendati demikian pastikan untuk mematuhi aturan yang ada ya!

Aturan saat Berkunjung ke Baduy

12 1
Instagram.com/itslusiana

Setiap tempat pastinya memiliki aturan tersendiri, tak terkecuali di Kampung Baduy. Berikut adalah beberapa aturan yang harus diikuti oleh para wisatawan ketika berkunjung ke Baduy:

1. Hindarilah Menggunakan Kata-Kata Kasar dan Kotor

Saat melakukan treking atau liburan ke Kampung Baduy, sangat menyenangkan jika rame-rame bersama teman. Jalur treking yang indah dan menantang akan memberikan kesegaran bagi tubuhmu. Selain itu trakking akan makin seru.

Namun, seringkali kata-kata kotor atau candaan yang tidak pantas juga terlempar jika liburan bersama dengan teman. Oleh karena itu, wisatawan diharapkan untuk selalu menjaga penggunaan kata-kata yang sopan saat berada di wilayah Baduy.

2. Dilarang Membawa Minuman Beralkohol

Desa adat Baduy tidak hanya menerima kunjungan harian, tetapi juga memberikan opsi untuk menginap. Di Kampung Baduy ini kamu memilih untuk menginap di rumah penduduk atau penginapan yang disediakan oleh kepala desa.

Selama berada di di sini kamu dilarang membawa minuman beralkohol. Baik saat menginap di Baduy Dalam maupun di luar, minuman beralkohol tidak diperbolehkan.

3. Tidak Boleh Membawa Gitar

Meskipun gitar sering dianggap sebagai alat musik yang membawa kehangatan saat berkumpul, namun di Kampung Baduy berlaku aturan yang berbeda.

Jadi kamu akan dilarang membawa gitar dan memainkannya di wilayah Baduy. Selain bisa mengganggu ketenangan, gitar juga merupakan salah satu barang yang berasal dari luar Baduy dan melanggar adat istiadat.

4. Mandi di Waktu Tertentu

Desa adat Baduy memiliki suasana yang asri dan segar. Air yang digunakan oleh warga berasal langsung dari pegunungan dan sangat jernih.

Setelah melakukan treking dan beraktivitas, mandi menjadi cara yang baik untuk menyegarkan tubuh. Namun, ada dua waktu yang tidak boleh digunakan untuk mandi, yaitu saat Maghrib dan tengah hari.

Sebagai masyarakat adat yang menjaga keseimbangan alam, warga Baduy percaya bahwa dunia ini dihuni oleh makhluk lain selain manusia. Oleh karena itu, mandi pada saat Maghrib (sekitar pukul 17.30-18.30) dan tengah hari dapat mengganggu makhluk tersebut dan hal ini bertentangan dengan adat istiadat.

5. Larangan Fotografi dan Rekaman

Menginap di Baduy Dalam merupakan pengalaman hidup yang luar biasa. Namun, ada beberapa aturan ketat yang harus diikuti oleh para wisatawan. Para pengunjung yang ingin menginap di Baduy Dalam dilarang untuk mengambil foto atau merekam kehidupan warga serta setiap sudut perkampungan melalui foto atau video.

Suku Baduy ingin menjaga kehidupan mereka tetap utuh tanpa terpengaruh oleh perubahan zaman. Yang dapat dibawa pulang hanyalah kenangan. Namun untuk beberapa spot tertentu kamu tetap bisa berfoto dengan izin lebih dulu.

6. Penggunaan Sabun, Pasta Gigi, dan Shampo Dilarang

Menginap di perkampungan Baduy Dalam berarti siap untuk mengikuti gaya hidup masyarakat setempat. Hal ini juga berarti kamu harus melepaskan segala atribut kenyamanan.

Salah satu contohnya adalah mandi tanpa menggunakan sabun, pasta gigi, dan shampo konvensional. Para pengunjung hanya diperbolehkan mandi dengan menggunakan ‘sabun’ alami yang tumbuh di sana. Oh ya, penggunaan pasta gigi juga tidak diperbolehkan!

Pastikan untuk mematuhi semua larangan diatas. Mungkin beberapa terkesan aneh namun apapun alasannya tetap saja kamu tak boleh melanggarnya.

Tips Liburan di Kampung Baduy

Selain mematuhi berbagai peraturan yang berlaku di Kampung Baduy ada baiknya jika kamu mengikuti beberapa tips yang ada di bawah ini:

Pastikan Tubuh Dalam Kondisi Prima

Sebelum melakukan perjalanan ke Kampung Baduy, pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan bugar. Bawalah obat-obatan yang mungkin diperlukan. Karena untuk menjelajahi perkampungan Baduy, tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan. Semua kegiatan dilakukan dengan berjalan kaki dan tidak ada fasilitas yang memanjakan.

Setiap pengunjung akan menitipkan kendaraannya begitu tiba di Desa Ciboleger, desa terakhir sebelum memasuki wilayah Suku Baduy. Oleh karena itu, siapkan tenagamu untuk berjalan berkilometer-kilometer menjelajahi kampung Suku Baduy.

Usahakan Datang dalam Kelompok Lebih dari Dua Orang

Apabila kamu ingin melakukan solo traveling ke Kampung Baduy, apakah tidak ada yang asyik daripada pergi bersama teman-teman? Selain menjadi lebih seru, perjalanan bersama juga memungkinkan kamu untuk berbagi dalam hal membawa persediaan.

Dengan berbagi, beban biaya dan barang bawaan akan terasa lebih ringan. Seperti halnya ketika mendaki gunung, tim yang solid sangat penting. Hal ini akan membuat perjalananmu menjadi nyaman dan menyenangkan. Lebih baik lagi jika salah satu dari temanmu yang ikut liburan dapat berbahasa Sunda.

Bawa Persediaan Logistik

Jangan lupa untuk membawa persediaan logistik! Setelah tiba di area perkampungan, tidak akan ada pasar atau toko yang menjual barang-barang logistik. Masyarakat Baduy umumnya membeli bahan makanan di Ciboleger, desa terakhir sebelum memasuki perkampungan Baduy luar.

Masyarakat Baduy menyimpan hasil pertanian mereka, seperti beras, di dalam lumbung padi yang mereka sebut sebagai “leuit”. Oleh karena itu bawalah bahan-bahan mentah seperti beras, mie instan, sayuran, dan mungkin ikan asin.

Kabarnya, masyarakat Baduy suka dengan ikan asin. Bahan-bahan logistik yang kamu bawa dapat diserahkan kepada pemilik rumah tempat kamu nantinya akan menginap. Adapun istri dari pemilik rumah akan menyediakan makanan untukmu. Jika ada sisa bahan-bahan tersebut saat pulang, maka kamu dapat meninggalkannya untuk mereka.

Bawa Peralatan Outdoor

Pertama-tama, kamu akan menghadapi kegelapan meskipun berada di tengah perkampungan. Penting untuk diketahui bahwa di kampung suku Baduy tidak terdapat aliran listrik. Oleh karena itu, kamu perlu membawa senter atau lampu kepala agar dapat menerangi diri kamu sendiri.

Biasanya, masyarakat Baduy luar menggunakan lampu dengan tenaga surya yang mereka jemur saat siang hari. Sedangkan masyarakat Baduy dalam menggunakan senter yang berisi minyak sayur. Dapat dipastikan bahwa penerangan sangat minim.

Jangan lupa membawa sleeping bag! Rumah panggung tempat kamu menginap memiliki lantai dari bambu, sehingga angin dapat masuk melalui celah-celah bambu.

Gunakan Sandal atau Sepatu Gunung

Sudahkah kamu mengetahui medan yang akan di lewati ketika memasuki Baduy? Karena pemukiman suku Baduy berada di lereng Gunung Halimun, jalur yang kamu lewati masih dalam keadaan alami. Terdapat batu-batu dan tanah merah yang licin, sehingga penting untuk menjaga kenyamanan kaki.

Gunakanlah sandal atau sepatu gunung agar tidak tergelincir dan dapat melangkah dengan kokoh. Namun, pada kenyataannya, masyarakat Baduy Dalam tidak menggunakan alas kaki ketika melewati medan yang terjal dan licin tersebut. Karena mereka terbiasa, mereka merasa nyaman berjalan tanpa alas kaki.

Untuk Fasilitas MCK, Menginaplah di Baduy Luar

Mungkin kamu bertanya-tanya bagaimana nantinya bisa mandi dan melakukan kebutuhan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di Baduy? Karena segala sesuatunya masih alami, sebagian besar masyarakat Baduy melakukan kegiatan MCK di sungai. Mandi, mencuci piring, mencuci pakaian, bahkan buang air, semuanya dilakukan di sungai.

Sungai merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Namun, bagaimana dengan orang yang tidak terbiasa melakukan semua itu di alam terbuka? Solusinya adalah menginap di kawasan Baduy Luar. Pada kunjungan terakhir saya pada tahun 2015, di desa Gajeboh Baduy Luar sudah terdapat fasilitas WC umum yang bisa digunakan untuk mandi dan kebutuhan MCK.

Menurut informasi yang beredar WC umum tersebut sengaja dibangun untuk keperluan para pendatang. Sebagian besar masyarakat Baduy masih menjalankan aktivitas MCK mereka di sungai. Namun, WC umum tidak akan ditemukan di kawasan Baduy Dalam yang masih terlihat lebih alami.

Ajak Penduduk Lokal untuk Mengantarkanmu ke Baduy Dalam

Kamu bisa lho mengajak penduduk lokal sebagai pemandu wisata yang akan membantu memasuki kawasan Baduy Dalam. Sebenarnya, tidak ada cabang jalan menuju Baduy Dalam. Hanya ada satu jalur yang dilalui, tanpa jalan pintas.

Seperti kata pepatah Baduy, “Lonjor teu menang dipotong, pondok teu menang disambung,” yang berarti bahwa yang panjang tidak boleh dipotong dan yang pendek tidak boleh disambung. Jadi, mereka membuat jalan apa adanya. Jika kamu ditemani oleh penduduk lokal tentu bisa bertanya langsung tentang budaya Suku Baduy.

Membeli Souvenir di Baduy Luar Lebih Terjangkau Daripada Baduy Dalam

Kunjungan ke suatu tempat tidak lengkap tanpa membeli oleh-oleh sebagai kenang-kenangan. Kamu dapat membeli souvenir yang dibuat oleh penduduk lokal, seperti gantungan kunci, gelang, tas, selendang, kain tenun, dan masih banyak lagi. Souvenir-souvenir tersebut terbuat dari akar dan tumbuhan lokal.

Jangan lupa untuk melihat koleksi kain tenun khas Baduy yang ditenun dengan menggunakan alat tenun tradisional. Perlu kamu tahu jika bahwa harga souvenir dan kain tenun di Baduy Luar lebih terjangkau dibandingkan dengan Baduy Dalam. Oleh karenanya sebaiknya membeli di Baduy Luar. Namun pada dasarnya ini tergantung selera.

Kampung Baduy memang masih alami dan memiliki kebudayaan serta kebiasaan yang menarik. Oleh karena itu berkunjung ke tempat ini akan memberikan makna tersendiri untuk liburanmu.

Avatar for Yeni Susanti
Yeni Susanti Freelance Writer yang memiliki hobi menulis, nonton drama korea serta menulis artikel dengan berbagai tema mulai dari wisata, teknologi, kecantikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Avatar for Yeni Susanti
Yeni Susanti Freelance Writer yang memiliki hobi menulis, nonton drama korea serta menulis artikel dengan berbagai tema mulai dari wisata, teknologi, kecantikan, kesehatan dan lain sebagainya.
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments